![]() |
Nilai pendidikan Islam sebagai landasan dasar manusia untuk mencapai tujuan hidup serta digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nilai itu harus diajarkan dan ditanamkan sejak kecil pada anak. Karena masa kanak-kanak merupakan masa yang tepat untuk menanamkan kebiasan baik.
Dalam mengajarkan nilai-nilai pendidikan Islam, itu semua tidak terlepas dari media yang digunakan.
Di zaman sekarang, kecanggihan teknologi sering disalahgunakan pada anak usia dini. Mereka menggunakan teknologi di media sosial hanya untuk eksis demi kepuasan semata yang tidak ada nilai manfaat.
Terlebih, anak zaman sekarang lebih suka bermain game (gaming), bergerombol, dan mengabaikan tugas sekolah yang ada.
Kebanyakan orang tua sering mengeluh akibat anaknya yang tidak fokus dengan pelajaran di sekolah dan lebih menyukai main game. Padahal nilai pendidikan Islam harus orang tua berikan kepada mereka sejak usia emas (golden age).
Untuk mengatasi keresahan orang tua dan membantu mereka dalam menanamkan nilai pendidikan Islam kepada anak, maka ditawarkan sebuah program serial animasi Nussa dan Rara atau yang dikenal dengan “Film Kartun Islami Nussa dan Rara”.
Dilansir dari Jurnal Sastra dan Bahasa, (Sumiyadi, 2019) mengatakan bahwa Nussa merupakan animasi karya Indonesia yang pernah memperoleh penghargaan tingkat Nasional, seperti Program Favorit Anak-Anak di Anugerah Penyiaran Ramah Anak 2019 dan Production House Inspirasi Pemuda Indonesia di Anugerah Syiar Ramadhan 2019.
Nussa dan Rara mengisahkan kehidupan anak kecil yang dikemas dengan keislaman. Melalui Film ini, anak-anak akan lebih cepat menyerap nilai dan menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari. Selain dikemas dengan romansa keislaman, film ini juga tidak membosankan.
Beberapa nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Film Kartun Islami Nussa dan Rara adalah:
1. Episode “Dahsyatnya Basmalah”
Pada episode ini terdapat nilai pendidikan religius, berupa keyakinan kepada Allah bahwa sebelum kita melakukan kegiatan agar terhindar dari gangguan syetan maka hendaknya membaca basmalah terlebih dahulu. Selain nilai religius, terdapat nilai tanggungjawab yang diperoleh dari adegan seorang kakak (Nussa) yang menanyakan keadaan Rara pada saat jatuh dari sepeda.
Sebagai bukti rasa bersalah karena Ia telah menyebabkan adiknya terjatuh. Episode ini diakhiri dengan kata mutiara “Awali setiap perkara dengan Basmalah, agar amal tidak terputus dari Allah SWT dan berlimpah keberkahan. Ringan dilakukan, mudah diucapkan, dan semoga pertolongan Allah SWT senantiasa kita dapatkan”.
2. Episode “Senyum Itu Sedekah”
Pada episode senyum itu sedekah, terdapat nilai pendidikan Islam yaitu peduli sosial. Hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan bersedekah. Selanjutnya terdapat nilai bersahabat atau komunikasi dari adegan Rara yang menghibur penghuni panti asuhan serta memamerkan senyuman kepada mereka.
Di akhir cerita terdapat kata-kata mutiara “Yang datang dari hati, akan sampai pula ke hati. Bahagiakan saudara kita, agar Allah AWT bahagiakan kita”.
Melalui media Televisi atau dapat secara langsung menonoton di Youtube serta harus mengadakan pendampingan terhadap anak. Agar si anak lebih serius untuk menangkap makna ceritanya.
BIODATA PENULIS
Eka Yuli Andani, kelahiran Klaten. Alamat di Desa Tanjungtirta Rt 03/02, Punggelan, Banjarnegara. Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Agama Islam dan bergiat di sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) IAIN Purwokerto. Beberapa karyanya tersiar di media online dan cetak. Bisa disapa melalui Fb: Eka Yuliandani.
Editor : Ahmad Riyan Nailanie, S.Pd.


