JurnalPapadaan.eu.org, Kusan Hulu - Pemberdayaan sektor ekonomi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju kemandirian pangan, terkhusus bagi yang berada di daerah pelosok.
Banyaknya lahan tidur yang tidak terkelola dengan baik karena minimnya pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sektor ekonomi.
Masyarakat di pelosok umumnya hanya mengandalkan kayu dan emas sebagai mata pencaharian, itu pun tidak memiliki jaminan dalam jangka yang panjang.
![]() |
Dalam kesempatan itu, Iyas Ahmad Sanusi salah satu pendamping desa Mangkalapi dari LAZNAS AL-AZHAR menuturkan, bahwa sebelum pendirian Komunitas Tani di desa Mangkalapi ini, masyarakat setempat dulunya bekerja sebagai pendulang emas dan pencari kayu ilegal.
"Alhamdulillah, perlahan kami dapat memberikan edukasi kepada masyarakat agar bisa mengelola sektor ekonomi di bidang pertanian," ujarnya kepada wartawan saat dikonfirmasi via WhatsApp, Selasa (05/01), malam.
![]() |
Selain itu, Iyas Ahmad Sanusi juga menambahkan bahwa pembukaan lahan tidur menjadi produktif sudah berjalan sekitar empat tahun hingga sekarang.
Pada tahun 2020 tercatat 289 hektar lahan yang terbuka, dan terakhir di tahun 2021 ini ada penambahan sekitar 70 hektar, menjadi 359 hektar total lahan terbuka.
Hasil pertanian yang di kelola masyarakat desa Mangkalapi berupa padi, pisang, jagung dan tanaman hortikultura. Selain untuk konsumsi sendiri, sebagian juga dijual untuk pemasukan ekonomi keluarga.
"Untuk pemasaran padi sementara hanya di lingkup Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan jagung dan pisang sudah kami pasarkan di luar daerah Kabupaten Tanah Bumbu," ujarnya kepada wartawan.
![]() |
"Alhamdulillah di tahun 2020, desa Mangkalapi berhasil meraih prestasi penghasil padi gunung terbesar Se-Kabupaten Tanah Bumbu," lanjutnya.
Kedepannya kami berharap adanya bantuan dari pemerintah mengenai akses jalan untuk memudahkan para petani dalam mengelola dan mendistribusikan hasil panennya.
Editor : Ahmad Riyan Nailanie, S.Pd.



